Save KPK Save Indonesia

Belakangan ini kalimat tersebut mendadak jadi populer. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Bahkan banyak artis-artis yang memasang avatar Save KPK sebagai avatar mereka di akun jejaring sosial Twitter. Tagar/hashtag juga bermunculan di Twitter, salah satunya #saveKPK yang saya sendiri juga sering menggunakannya. Fenomena apakah ini? Tidak lain tidak bukan penyebabnya adalah perseteruan antara KPK dengan Polri dan usaha DPR untuk melemahkan fungsi KPK yang memicu aksi luar biasa dari masyarakat Indonesia ini. Sebagaimana yang banyak diberitakan di media cetak, televisi dan internet, perseteruan antara KPK dan Polri dimulai oleh adanya dugaan korupsi pada pengadaan simulator Surat Ijin Mengemudi (SIM) yang menyeret salah satu jenderal Polri. Penyidikan pun dilakukan oleh KPK dengan melibatkan penyidik dari Polri yang berinisial NB. Kemudian yang menjadi polemik adalah, Polri seakan-akan enggan untuk disidik. Entah itu upaya untuk menyembunyikan kasus dugaan korupsi tersebut yang otomatis juga menyelamatkan jenderal mereka dari jeruji besi atau memang yang disangkakan Polri kepada penyidiknya di KPK, NB memang benar adanya. Yang jelas sebagaimana yang saya lihat di televisi dan yang saya baca di media cetak, sejumlah anggota Polri mendatangi Kantor KPK untuk menangkap penyidik KPK yang juga anggota Polri, NB. Menurut Polri, NB diduga terlibat aksi penganiayaan berat terhadap seorang pencuri sarang burung walet semasa bertugas di Polda Bengkulu tahun 2004 yang kebenaran sangkaan itu belakangan disangsikan.
Mungkin, menurut masyarakat awam termasuk saya sendiri, menduga kalau hal itu dilakukan Polri semata-mata untuk menutupi kasus dugaan korupsi di tubuh Polri yang melibatkan jenderal mereka. Saya gak tahu maksud dan tujuan Polri melakukan itu apa. Yang jelas, menurut saya, kalau memang apa yang diduga KPK adalah benar, biarkan saja KPK melaksanakan tugasnya. Masyarakat pasti menghendaki Polri yang bersih, yang bebas dari korupsi. Masak penegak hukum tersandung kasus hukum? Justru dengan apa yang dilakukan Polri terhadap KPK itu akan memicu rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap Polri. Sudahlah kalau memang kasus korupsi itu terbukti benar, akuilah, jangan malah melakukan hal-hal yang mengundang antipati masyarakat. Sebagian besar rakyat Indonesia ingin korupsi hilang dari muka bumi Indonesia ini, oleh karena itu mereka bahu membahu mendukung KPK. Bukan hanya mahasiswa, masyarakat biasa pun ikut terlibat mendukung KPK. Bahkan kemarin saya baca di salah satu surat kabar nasional kalau masyarakat mengadakan aksi mengumpulkan koin untuk membangun gedung KPK yang baru, yang pengajuan anggarannya masih mbulet di DPR. Mungkin koin itu tidak akan cukup, tapi masyarakat ingin membuktikan kalau mereka benar-benar ingin Indonesia bebas dari korupsi.
Serangan terhadap KPK tidak berhenti disitu saja. DPR juga sedang membahas revisi undang-undang yang beberapa pasalnya dinilai dapat melemahkan kewenangan KPK dalam menyelesaikan kasus korupsi.
Saya membaca sebuah kutipan di salah satu surat kabar terkemuka di Indonesia yang dilontarkan oleh Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana yang menyebut bahwa Hanya orang-orang yang koruptif yang ingin KPK lemah dan bubar. Sangat bisa dipahami maksud dari kutipan tersebut, bahwa orang-orang atau pihak-pihak yang ingin KPK lemah dan bubar adalah pihak-pihak, yang mungkin, sudah atau ingin melakukan korupsi. Nah siapa sajakah yang ingin KPK lemah dan bubar? Mungkin anda bisa menilainya sendiri.
Hanya sebuah ungkapan isi hati menanggapi apa yang sedang terjadi di negeri ini dari sudut pandang saya sendiri. Tidak ada maksud-maksud tertentu dalam isi artikel ini.
Save KPK Save Indonesia!
Share on :

2 comments

October 18, 2012 at 6:17 PM

Ga ngerti politik aku.. Yang aku tau sih korupsi ga selesai-selesai kalo ga di tegasin. Udah jelas bukti-bukti tapi masih aja mengelak. Hukum mati koruptor biar pada takut yang mau korupsi.

October 19, 2012 at 8:08 PM

@Peppy aku juga gak ngerti sih. itu kata di tv..hehe.. iya. kayaknya korupsi emang udah jadi budaya deh di Indonesia. Bahkan mungkin hukuman mati pun belum tentu bisa membuat para koruptor jera. Kalo menurutku sih emang harus sudah ditanamkan pendidikan anti korupsi sejak dini, meskipun belum tentu juga bisa menekan angka korupsi ke depannya. susah kalo udah terlanjur jadi budaya..

Now, it's your turn !

Important : If you are looking for further clarification, advice or support, please address by email.