Roda Ekonomi di Bus Ekonomi

Kamu pernah naik bus? Bus kelas apa yang suka kamu naikin? Ekonomi? Patas? Eksekutif? atau Super Eksekutif? Kalau kamu suka naik bus ekonomi atau paling gak, pernah naik bus ekonomi kamu akan mendapati suasana yang lain dari bus-bus di kelas yang lain. Apa itu? Pedagang Asongan dan Pengamen Jalanan yang naik turun sepanjang perjalanan.
Di jalur Surabaya-Malang, jalur yang sering aku naikin, pada jam-jam tertentu, hampir setiap bus berhenti pasti ada saja pedagang asongan dan pengamen jalanan yang ikut naik. Para pedagang asongan itu membawa berbagai macam barang dagangan untuk ditawarkan ke penumpang. Selain makanan dan minuman ada juga yang menawarkan lem, alat mencukur untuk pria, alat tulis seperti bolpen dan pensil, buku-buku kesehatan, buku pengetahuan umum, korek api raksasa, aksesoris, kopyah, alat untuk memijat, bahkan aku pernah menjumpai pedagang asongan yang menawarkan screen guard untuk ponsel maupun laptop dan masih banyak lagi (ini bus apa pasar?).
Bukan hanya itu, pengamen jalanan pun naik turun bus bergantian. Mereka membawa beraneka peralatan untuk dimainkan. Mulai yang umum seperti gitar, gendang yang kadang terbuat dari paralon sampai kadang harmonika. Ada juga yang membawa seperangkat sound system untuk memutar lagu. Ada juga yang bawa kecrekan dari bekas tutup botol. Ada juga yang cuma tepuk-tepuk tangan gak jelas. Lagu yang dibawakan pun beraneka ragam. Mulai dangdut, lagu ciptaan mereka sendiri, lagu-lagu berbahasa inggris, lagu-lagu lama macam Broery, Iwan Fals, Franky S, lagu-lagu yang sekarang sedang populer dll.
Mereka menggantungkan hidupnya pada bus ekonomi. Roda ekonomi mereka pun diputar di atas bus ekonomi. Berharap belas kasihan atau rasa simpati dari penumpang bus. Bagi penumpang, mungkin ada yang terganggu, tapi mau gak mau ya bus ekonomi memang seperti ini. Lain halnya dengan bus patas yang memang tidak mengizinkan pedagang asongan dan pengamen naik di jalan. Untung saja bus-bus ekonomi Malang-Surabaya sudah banyak yang dilengkapi Air Conditioner (AC), dengan bus-bus keluaran terbaru, bahkan ada yang dilengkapi Air Suspension, jadi meskipun riuh rendah dengan para pengamen dan pedagang asongan, paling tidak udah terbebas dari asap rokok dan perjalanan tetap nyaman.
Kadang aku berpikir, berapa rupiah sih yang mereka dapatkan dari bus ini? Tapi dipikir-pikir lagi ada untungnya juga sih mereka berjualan di atas bus. Meskipun gak semua penumpang bus membeli barang dagangannya atau memberi uang untuk lagunya, paling gak mereka gak perlu nyewa lapak untuk menggelar dagangannya. Mereka juga gak perlu repot-repot nyari tempat untuk manggung. Karena inilah panggung mereka untuk menyuarakan ekspresi mereka lewat lagu. Karena inilah lapak berjalan untuk mereka menawarkan barang dagangan mereka. Inilah bus ekonomi, sebagian orang menggantungkan roda ekonominya disini.
Share on :

Now, it's your turn !

Important : If you are looking for further clarification, advice or support, please address by email.