No Comment Yet

Pantai Klatakan

Beberapa tahun belakangan ini, Malang Raya khususnya wilayah Malang Selatan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, mendadak menjadi daerah destinasi wisata yang cukup populer. Dengan telah selesainya sebagian Jalan Lintas Selatan yang saat ini sudah menghubungkan Pantai Balekambang dengan Pantai Sendangbiru menjadikan kawasan pantai selatan Malang semakin populer. Tapi saat ini kita tidak sedang membicarakan Pantai Sendangbiru atau Pantai Goa Cina atau bahkan Pantai Balekambang. Kita agak bergeser ke timur tepatnya di Desa Tambakasri yang masuk wilayah administratif Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.Untuk mencapai desa ini, jalan yang dilalui tidaklah semulus aspal JLS. Dengan kontur jalan yang berliku-liku naik turun dan kondisi jalan yang berlubang dan sempit membuat beberapa orang mungkin berpikir ulang unutuk mencapai desa ini. Di desa ini sudah terkenal lebih dulu Pantai Perawan yang berada tidak jauh dari permukiman warga. Tapi ada lagi satu pantai yang tidak kalah cantiknya dengan Pantai Perawan. Lokasinya memang tersembunyi. Perlu GPS (Gunakan Penduduk Setempat) bagi yang belum pernah sama sekali ke pantai ini. Setelah tahu jalannya pun tantangan tidak berhenti sampai disitu. Kita masih akan dihadapkan dengan jalanan kombinasi tanah, batu dan cor dengan kontur naik turun serta belokan curam. Lebar jalan mungkin hanya 2 meter, dengan sisi tebing dan laut lepas di sisi yang lain. Setidaknya 2 km an kita akan melewati jalan seperti ini, tapi setelah sampai di pantai ini, semua tantangan jalan yang dilewati tadi tidak akan berarti sama sekali.
Pantai ini sangat sederhana sekali, hanya ada beberapa meter pasir laut yang bisa digunakan untuk bermain, selebihnya hanya bebatuan yang berserakan di pinggir laut. Sekilas tidak ada yang menarik dari pantai ini. Tapi jangan lupa membawa kamera untuk pergi ke pantai ini dan abadikan semua yang kamu lihat di pantai ini. Setelah sampai rumah anda akan mendapati keindahan luar biasa dari pantai ini setelah kamu melihat hasil foto yang kamu ambil tadi. Tidak percaya? Coba lihat beberapa hasil jepretan saya saat berkunjung ke pantai ini.













keep reading »
No Comment Yet

Halaman Ini Kembali Lagi.

Hai hallo blogger.. Mungkin itu kalimat yang pas saya ucapkan untuk posting pertama saya setelah vakum sejak 2014 (kalau tidak salah). Banyak hal yang mendasari saya vakum dari dunia per-blog-an. Salah satu yang utama adalah karena kesibukan saya semenjak menjadi karyawan di salah satu bagian dari perusahaan rokok besar di Surabaya. Praktis sejak bergabung dengan perusahaan ini waktu saya banyak tersita sehingga sedikit ada waktu untuk menulis artikel di depan laptop. Bahkan posting kali ini pun saya menggunakan aplikasi yang baru saja saya download dari appstore.
Banyak sekali hal-hal yang saya lewatkan untuk saya tuangkan di blog ini. Secara selama hampir 3-4 tahun blog ini vakum. Bahkan artikel tentang penambahan usia saya yang rutin saya posting sejak usia saya 24 sekarang praktis terhenti. Untuk diketahui usia saya 30 tahun sekarang :). 
Sekali lagi, selamat datang kembali di blog ini. Semoga bisa rutin lagi mengisi artikel tentang bermacam-macam hal yang saya temui. Bisa juga berbagi pengalaman apa saja sepanjang rentang 3-4 tahun yang saya lewatkan bersama blog ini. Seperti apa? Tunggu artikel saya selanjutnya. :)
keep reading »
No Comment Yet

Chapter One : The First

Sempat diliputi kebingungan saat pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Ngayogyakarta. Bagaimana tidak, saat itu baru pertama kalinya berada di Terminal Giwangan, antara bingung dan capek. Bingung karena diharuskan naik Trans Jogja yang belum pernah sama sekali aku naiki di Kota yang baru pertama kali itu aku kunjungi sendirian. Sebelumnya udah pernah sih cuma waktu itu ikut rombongan wisata jadi gak ada kekhawatiran nyasar. Karena udah sampe Jogja, mau gak mau ya harus naik Trans Jogja daripada balik lagi, haha.. Soalnya temen yang anak Jogja gak mau jemput di Terminal, usut punya usut ternyata sang temen bingung jalan ke Terminal :D. Lokasi ketemu ditetapin di Malioboro. Setelah tanya operator Trans Jogja, untuk sampai ke Malioboro dari Giwangan ternyata harus 2 kali naik Trans Jogja, pertama line 4A turun Halte Kridosono lanjut line 3B turun Malioboro. Sang temen pun ternyata menyanggupi untuk menjemput di Halte Kridosono jadi gak perlu ke Malioboro.
Tepat jam setengah 8 kalo gak salah, Trans Jogja yang kunaiki berhenti di Halte Kridosono, akupun turun dan nyari tempat nyaman untuk menyambut jemputan sang temen. Setelah menunggu 5 menitan sang temen pun datang (terima kasih). Setelah jemputan datang langsung deh meluncur ke tempat hotel yang udah aku booking sebelumnya. Segera setelah sampe hotel langsung aku tanyakan kamar yang udah aku booking. Tapiii, kata masnya kamarnya penuh, nah!! Sempet emosi juga sih, bagaimana bisa!? Emang sih malam sebelumnya ada sms dari pihak hotel yang minta uang muka ditransfer dulu. Hei, jaman gini minta transferan duit lewat sms?? Ya mana guweh percaya maaass.. Padahal sebelumnya aku telpon waktu booking, kenapa gak pas yang aku telpon itu ngomong kalo booking hotel harus bayar uang muka dulu, dab? Dengan sedikit emosi akhirnya harus nyari hotel lagi. Udah capek, ngantuk, kumus2 karena belum mandi dari pagi, harus keliling lagi nyari hotel kosong.
Dengan dianter pak tukang ojek, akhirnya nemu juga hotel yang kosong, setelah cocok dengan kamarnya, aku pesen kamarnya buat 1 malem. Nah, karena pikirku di hotel disediakan peralatan mandi aku emang sengaja gak bawa perlengkapan mandi. Tapi ternyata pihak hotel gak menyediakan, tapi masnya room boy menyanggupi buat menyediakan peralatan mandi tapi lewat 'belakang'. Apalagi ini?(pikirku). Ah udalah masa bodo yang penting bisa mandi, tiduran bentar nglurusin punggung. Setelah capek agak hilang, emosi agak reda, muka udah gak kumus2, aku temuin resepsionisnya buat ngurus administrasinya. Mulai timbul keanehan, karena aku gak tau aku bilang aja tadi ditawarin perlengkapan mandi sama masnya room boy tadi. Eh ternyata jadi masalah, masnya dimarahi karena menyediakan perlengkapan mandi ilegal (waduh). Masnya sempet ke kesel ke aku, ya mana guweh tau maass.. Situ ngomongnya mbulet mbulet..
Ini hari apa sih, pikirku. Sial banget baru datang pertama kali di Jogja udah dihadapin sama kejadian-kejadian yang agak gak enak (nanti apa lagi yaa..) Udah, setelah urusan selesai, kita pun cari tempat makan malam. Sesuai janji sang temen yang ngajak makan di salah satu tempat yang asik versi dia, kita akhirnya jalan ke tempat itu. Iya, benar-benar jalan, jalan kaki. Kata sang temen deket, yaudah aku sanggupi jalan, tapi ternyata sang temen salah perhitungan :(. Lumayan jauh juga sih jalannya, nih ntar habis makan trus balik hotel, habis makanannya sesampai di hotel kececeran di jalan:p. Setelah berpuluh-puluh meter jalan, nyampe juga di tempat makan yang udah dijanjikan sang temen. Ternyata emang asik tempatnya, di sekitaran Sayidan, tempatnya aja namanya Lesehan Sayidan. Tempat makannya di pinggir Kali Code, kali yang terkenal karena luapan lahar dingin Merapi waktu erupsi beberapa tahun lalu. Untung pas malem, kalo siang mungkin bakal disuguhi pemandangan gak sedap ngambang di sungai.
Kenyang, kita balik ke hotel ngambil motor sang temen trus dimulai muter - muter ning Jogja. Pertama ngapalin jalan dulu mungkin ya, diajak muter - muter sampe muter beneran nih kepala, karena emang gak tau jalan. Jadi tiap ada persimpangan selalu tanya ke belakang, harus belok mana nih?
Tujuan pertama, Titik 0 km Jogja. Tempat nongkrong anak muda Jogja kata dia. Enak tempatnya dan rame sekalee.. Banyak bangunan kuno bertebaran di sana, ada Bank Indonesia, BNI, Kantor Pos dan Benteng Vredeburg. Setelah puas mengeksplorasi (minyak kali), kita lanjut jalan ke Tugu Jogjakarta yang terkenal itu. Rame juga disini, ada yang foto-foto, sekedar duduk-duduk dan lain lain. Kita sempetin foto dulu di sini, bukti bahwa aku pernah ke Jogja :D. Puas, kita lanjut jalan lagi, kali ini tujuannya ngukur jalan. Kita muter - muter jogja sampe lewat lagi di jalan yang tadi udah dilewatin pun aku lupa. Jalan di sekitaran keraton, alun-alun utara, selatan dan masih banyak lagi yang aku lupa apa aja namanya itu (sorry temen).
Gak kerasa banget, jam ternyata udah nunjukin pukul 02:00 dini hari. Capek, ngantuk, balik ke hotel buat istirahat sambil nyiapin petualangan seru lagi esok hari. Rencananya sih paginya kita ke pantai, tapi liat aja besok...
To be continued...
keep reading »
No Comment Yet

Andreas Schubert Transporte

Bikin kerajinan tangan lagi nih. Inspirasinya datang dari sebuah perusahaan ekspedisi asal kota kecil di Jerman yang terletak di pinggiran sebuah danau bernama Tegernsee, Andreas Schubert Transporte. Perusahaan ini memang tergolong nyentrik, truk-truknya, yang sebagian besar merk Scania, didandani sedemikian rupa sehingga membuatnya tampil beda dengan perusahaan-perusahaan sejenis lainnya. Semua truknya dikelir dominan hitam, meskipun ada beberapa yang dicat putih dan silver. Ditambah gambar-gambar airbrush unik yang keren membuat truk-truk perusahaan ini makin nyentrik.
Nah, sekarang saya mencoba mengutak-atik gambar menggunakan Adobe Photoshop. Tujuannya sih membuat logo perusahaan tersebut yang terpampang di setiap truk mereka. Ini hasilnya…
keep reading »
No Comment Yet

Apapun Pilihanmu, Jadilah Yang Terbaik

Kalaupun harus jadi api, jadilah api yang menjadi penerang bagi kehidupan manusia.

Kalaupun harus jadi air, jadilah air yang layak untuk dikonsumsi.

Kalaupun harus jadi sampah, jadilah sampah yang dibuang pada tempatnya.

Kalaupun harus jadi hujan, jadilah hujan yang membasahi tanah yang kekeringan.

Kalaupun harus jadi matahari, jadilah matahari yang memberi kehangatan di pagi hari.

Kalaupun harus jadi udara, jadilah oksigen yang mampu memberi kehidupan bagi mahkluk hidup.

Intinya, hidup itu memang penuh pilihan dan pilihan yang terbaik adalah melakukan yang terbaik dengan pilihan itu sebagai wujud tanggungjawab kepada pilihan itu.

Sekian terima kasih.

keep reading »